TECH ID

Blog tentang teknologi dan jaringan — bahas komputer, internet, dan tren IT terbaru

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Di saat Microsoft sibuk memasarkan Windows 12, dua raksasa lain — Apple dengan macOS Sequoia dan komunitas Linux dengan kernel 6.9 — mulai menunjukkan taringnya.
Persaingan sistem operasi 2025 bukan lagi soal siapa paling cantik tampilannya, tapi siapa paling stabil, hemat daya, dan aman dari eksploitasi AI.

macOS Sequoia, yang dirilis awal tahun ini, membawa dukungan penuh untuk chip seri M4 dan teknologi “Neural Engine Max”. Sistem ini memungkinkan pengguna menjalankan aplikasi berat seperti Final Cut Pro atau Logic Pro dengan performa tinggi tanpa panas berlebih.
Sementara di sisi lain, Linux terus menjadi favorit para profesional TI berkat fleksibilitas dan keamanannya. Distro seperti Fedora 41 dan Ubuntu 25.04 kini dilengkapi AI package manager yang bisa memprediksi kebutuhan pustaka dan dependency sebelum pengguna menginstal software.

Menurut riset ZDNet, 2025 menjadi tahun pertama di mana pangsa pasar Linux di desktop melewati 4%, angka tertinggi dalam sejarahnya. Ini sebagian besar didorong oleh komunitas open-source dan meningkatnya adopsi AI framework seperti TensorFlow, PyTorch, dan JAX di Linux.
Apple pun tak tinggal diam. Mereka memanfaatkan integrasi erat antara hardware dan software, menciptakan ekosistem macOS yang super efisien, cocok untuk pengguna profesional kreatif.

Perang sistem operasi kini bukan sekadar urusan “rasa pakai”, tapi juga filosofi. Linux menjanjikan kebebasan total, macOS menjual kestabilan premium, dan Windows menawarkan integrasi AI yang kuat. Di tengah persaingan ini, pengguna justru menjadi pemenang.

 

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib