TECH ID

Blog tentang teknologi dan jaringan — bahas komputer, internet, dan tren IT terbaru

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]


 Tahun 2025 menjadi babak baru dalam perang digital. Bukan lagi soal peretas manual, tapi tentang AI melawan AI. Laporan dari Google Cloud M-Trends 2025 mencatat peningkatan 400% serangan siber yang melibatkan sistem otomatis berbasis kecerdasan buatan. Hacker kini menggunakan model AI untuk memprediksi pola keamanan, meniru gaya komunikasi email internal, bahkan membuat serangan phishing yang 100% menyerupai bahasa manusia asli.

Kasus terbesar terjadi pada kuartal kedua 2025, ketika serangan deepfake phishing menargetkan perusahaan keuangan global. Hacker menggunakan AI generatif untuk meniru suara dan wajah CEO, berhasil menipu staf dan memindahkan dana hingga 210 juta dolar. Teknologi voice cloning kini menjadi senjata berbahaya di tangan yang salah.

Namun, di sisi lain, AI juga jadi perisai baru. Perusahaan seperti Palo Alto Networks dan Cloudflare meluncurkan sistem deteksi berbasis machine learning yang mampu menganalisis jutaan pola serangan dalam hitungan detik. Pemerintah di berbagai negara mulai membentuk lembaga keamanan siber berbasis AI untuk menangkal ancaman yang makin kompleks.

Pertarungan dunia maya kini bukan lagi soal siapa yang lebih pintar, tapi siapa yang punya algoritma lebih kuat. Dunia sedang menyaksikan era baru: Cyberwarfare 3.0, di mana kecerdasan buatan jadi ujung tombak pertahanan digital global.

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib